Selasa, 26 April 2011

aldehid dan keton

ALDEHID DAN KETON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah mempelajari reaksi kimia aldehid dan keton
dan penggunaan aldehid dan keton untuk identifikasi senyawa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom
hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran
“ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan
dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987).
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama
pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah
sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi
alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik(Fessenden, 1997).
Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer.
Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi
asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah
oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi
asam karboksilat (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat
dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon
lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus
karbonil (Wilbraham, 1992).
Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir
semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO
phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na
(KMnO
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi,
sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator
yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi
menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung
hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada
alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik
menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah
molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).
3),2Cr2O7) dan kalium permanganat4) (Respati, 1986).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalahtermometer 1 buah, water bath 1
buah, tabung reaksi 6 buah, tutup tabung reaksi, plat pemanas, pipet tetes 10 buah.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalahaseton, asetaldehid,
sikloheksanon, eter, benzaldehid, NaOH, HCl, es batu, KMnO
pereaksi tollens, pereaksi benedict, pereaksi fenilhidrazin, larutan iodin dalam KI,
larutan amoniak 10%, larutan asam kromat, pereaksi fehling (A dan B), Natrium bisulfit,
AgNO
4, Besi (III) klorida,3, fuchsin, formal dehida.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Uji Fehling
a. Diisi masing-masing tabung reaksi 0,5 ml larutan reagen fehling A dan 0,5 ml
reagen fehling B.
b. Ditambahkan 0,5 ml asetaldehida dan dipanaskan selama 5 menit.
c. Diamati perubahan yang terjadi.
d. Diulangi percobaan dengan sampel aldehida dan keton lainnya.
2. Uji Tollens (Uji cermin Perak)
a. Dimasukkan 0,5 ml AgNO
amonia encer tetes demi tetes.
b. Diaduk kuat-kuat hingga tercampur sempurna.
c. Ditambahkan 0,5 ml sampel, dikocok, dan dibiarkan selama 5 menit.
d. Jika tidak ada reaksi, dipanaskan di dalam water bath suhu 40
e. Diamati perubahan yang terjadi.
3 5%, 1 tetes larutan NaOH 6 N tetes demi tetes serta0 C selama 5 menit.
3. Uji Iodoform
a. Dimasukkan 1 ml sampel dan 1 ml I
b. Ditambahkan NaOH 6 M tetes demi tetes sampai larutan iodin berwarna kuning
muda.
c. Didiamkan, bila dalam 5 menit belum terbentuk endapan, dipanaskan tabung reaksi dalam
penangas air bersuhu 60
d. Diamati perubahan yang terjadi.
2 dalam KI ke dalam tabung reaksi.0C.
4. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO
4
1. Dimasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 2 tetes
KMnO.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang
terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.
b. Osidasi dengan pereaksi fehling
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A
dan B.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang
terjadi.
3. Diulangi percobaan dengan asam asetat.
5. Reaksi Garam Karboksilat
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml Na-Asetat dan ditambahkan 0,5 ml
FeCl
2. Diamati perubahan yang terjadi.
3 hingga terbentuk warna merah.
V. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil
1. Pembentukan asam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
3.
Oksidasi Aldehid
0,5 ml KMnO
Dikocok
Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid lalu
dipanaskan dalam penangas air.
Diperhatikan bau yang timbul.
4 + 2 tetes H2SO4 Pekat
Hidrolisis ester
0,25 ml H
Diperhatikan bau yang timbul.
2SO4 + 0,5 ml etil asetat.
Reaksi garam karboksilat dengan
asam sulfat.
0,5 ml larutan Na-asetat + 0,5 ml
H
Panas, dari ungu menjadi cokelat,
Ada gelembung, ada endapan.
Bau menyengat, 3 lapisan (putih,
cokelat, cokelat muda)
Panas, warna bening, bau balon
Warna bening, bau kapur barus.
Diperhatikan bau yang timbul.
2SO4 encer.
2. Pembentukan garam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
3.
0,5 ml larutan garam asetat + 0,5 ml
NaOH.
Dikocok dan diamati perubahan yang
terjadi.
Diulangi percobaan dengan asam
format
Diulangi percobaan dengan asam
propionat.
Warna bening
Warna bening
Warna bening, ada gelembung.
3. Esterifikasi
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
0,5 ml etanol 70% + 0,5 ml asam
asetat + 3 tetes H
dan dipanaskan dalam penangas air
selama 5 menit.
Dituang isi tabung reaksi ke dalam air
dan dicatat bau ester yang timbul.
Sampel asam format
Sampel asam propionat
Diulangi percobaan dengan etanol
absolut.
Sampel asam asetat
Sampel asam format
Sampel asam propionat
Warna bening, setelah dipanaskan
tetap, bau menyengat.
Warna bening, setelah dipanaskan
ada gelembung, bau menyengat.
Warna bening, setelah dipanaskan
ada 2 lapisan (atas bening, bawah
kuning), bau sangat menyengat.
Warna bening, setelah dipanaskan
tetap, bau tidak menyengat
Warna bening, setelah dipanaskan
bau menyengat
Warna bening, setelah dipanaskan
ada 2 lapisan (atas bening, bawah
kuning), bau menyengat
2SO4 pekat Dikocok
4. Oksidasi
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
a. oksidasi dengan KMnO
4
0,5 ml asam format + 2 tetes KMnO.
Dipanaskan dalam penangas selama 2
menit dan diamati perubahan.
Diulangi percobaan dengan asam
asetat.
Diulangi percobaan dengan asam
Warna cokelat
Warna bening, tidak ada endapan.
Warna ungu, dipanaskanada
endapan merah bata.
Warna merah kekuningan,
dipanaskan ada endapan cokelat
tua.
propionat.
b. oksidasi dengan pereaksi fehling
0,5 ml asam format + 0,5 ml fehling A
dan B.
Dipanaskan dalam penangas selama 2
menit dan diamati perubahan.
Diulangi percobaan dengan asam
asetat.
Diulangi percobaan dengan asam
propionat.
Warna biru
Tetap
Warna biru, dipanaskan tetap.
Warna biru, dipanaskan tetap.
1. Reaksi garam karboksilat
No. Langkah Percobaan Hasil Percobaan
1.
2.
0,5 ml Na-Asetat + 0,5 ml
FeCl
Dipanaskan
Diamati perubahan yang terjadi.
Warna orange
Warna orange tua
3 hingga terbentuk warna merah.
B. Pembahasan
1. Pembentukan Asam Karboksilat
a. Oksidasi aldehid
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml KMnO
tabung reaksi dan menambahkan 2 tetes H
homogen. Menambahkan 0,5 ml sampel asetaldehid lalu dipanaskan dalam penangas air,
pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan
perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas, mengalami perubahan warna dari ungu
menjadi cokelat, muncul gelembung, dan bau menyengat. Percobaan di atas menunjukkan
adanya reaksi positif dari sampel asetaldehid karena terbentuknya asam karboksilat yang
dibuktikan dengan bau yang menyengat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
O
R C H + [ O ] RCO
4 ke dalam2SO4 pekat. Kemudian dikocok agar larutan2H
b. Hidrolisis ester
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan ke dalam tabung reaksi
0,25 ml H
terasa panas berwarna bening, dan bau yang dihasilkan adalah bau balon. Hal tersebut
menunjukkan adanya reaksi positif dari etil asetat karena munculnya bau balon yang
menunjukkan ada proses pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
O
2SO4 dan 0,5 ml etil asetat. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan
H
+
-
/ OH
R C – OR + H
2O RCO2H + HOR
c. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml larutan Na-asetat
dan 0,5 ml H
agar reaksi berlangsung lebih cepat. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan
berwarna bening, dan bau yang dihasilkan adalah bau kapur barus. Hal tersebut menunjukkan
adanya reaksi positif dari Na-asetat karena munculnya bau kapur barus yang menunjukkan
ada proses pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2CH
2SO4 encer. Kemudian mengocok agar larutan menjadi homogen dan dipanaskan3CO2Na + H2SO4 Na2SO4 + 2CH3CO2H
2. Pembentukan Garam Karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan 0,5 ml larutan sampel (asam
asetat, asam format, asam propionat) ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,5 ml NaOH.
Kemudian dikocok agar larutan homogen. Maka didapatkan perubahan yang terjadi secara
berturut-turut adalah pada sampel asam asetat larutan berwarna bening, sampel asam format
larutan berwarna bening, sampel asam propionat larutan berwarna bening dan terdapat
gelembung. Hal tersebut menunjukkan hanya asam propionat yang bereaksi positif pada
pembentukan garam karboksilat, yang ditunjukkan dengan munculnya gelembung. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH
Asam asetat
HCOOH + NaOH HCOONa + H
Asam format
C
Asam propionat
3COOH + NaOH CH3COONa + H2O2O2H5COOH + NaOH C2H5COONa + H2O
3. Esterifikasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5
ml etanol 70% lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 3 tetes H
dikocok agar larutan homogen dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit,
pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai
berikut pada sampel asam format warna larutan bening, ada gelembung, setelah dipanaskan
bau menyengat. Sampel asam propionat warna larutan bening, setelah dipanaskan tetap bau
sangat menyengat. Sampel asam asetat warna larutan bening, setelah dipanaskan
bau menyengat. Percobaan tersebut diketahui bahwa asam propionat lebih reaktif daripada
sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat menyengat. Sampel asam asetat yang
paling tidak bereaksi.
Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml
etanol absolut lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 3 tetes H
dikocok agar larutan homogen dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit,
pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai
berikut pada sampel asam format ada gelembung, setelah dipanaskan bau menyengat. Sampel
asam propionat warna larutan bening, ada 2 lapisan (atas bening, bawah kuning) setelah
dipanaskan tetap bau menyengat. Sampel asam asetat warna larutan bening, setelah
dipanaskan bau tidak menyengat. Percobaan tersebut diketahui bahwa asam propionat lebih
reaktif dari pada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang menyengat. Asam asetat
paling tidak bereaksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2SO4 pekat Kemudian2SO4 pekat Kemudian
H
+
, kalor
CH
Asam asetat etanol
2
SO
4
Reaksi yang terjadi pada etanol 70% dan etanol absolut adalah sama seperti di atas. Bedanya
hanya pada bau yang dihasilkan. Etanol 70% baunya adalah bau balon dan sedikit bau asetat
(menyengat). Sedangkan pada etanol absolut berbau balon (keton) saja. Hal ini
disebabkan pada etanol 70% terdapat 30% air, yang berfungsi sebagai pengikat air, sehingga
ketika larutan dituangkan ke air menghasilkan bau yang menyengat.
3CO2H + CH3CH2OH CH3CO2CH2CH3 + H2OHetil asetat
4. Oksidasi
a. Oksidasi dengan KMnO
4
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukan ke dalam tabung reaksi 0,5
ml asam format dan ditambahkan 2 tetes KMnO
selama 2 menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka
didapatkan utnuk sampel asam format warna cokelat, kemudian warna
larutan menjadi bening setelah ditambah sampel, setelah dipanaskan tidak ada endapan.
Sampel asam asetat didapatkan warna ungu, setelah dipanaskan ada endapan merah bata.
Sampel asam propionat didapatkan warna merah kekuningan, setelah dipanaskan ada
endapan cokelat tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam asetat dan asam propionat lebih
reaktif dari pada asam format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO
adalah sebagai berikut:
4. Kemudian dipanaskan dalam penangas4. Reaksi yang terjadi
Kalor
HCOOH + KMnO
-
Asam format
4CO2+ H2O
Kalor
CH
-
Asam asetat
3COOH + KMnO4CH2 + CO2 + H2O
Kalor
CH
-
Asam propionat
2CH3COOH + KMnO42CH2 + CO2 + H2O
b. Oksidasi dengan pereaksi fehling
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml
asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A dan B. Kemudian dipanaskan dalam
penangas selama 2 menit pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung.
Pada sampel asam format larutan terdiri atas dua bagian, lapisan atas berwarna biru tua dan
lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan. Pada asam asetat, setelah dilakukan pemanasan
pada larutan, tidak terjadi perubahan secara fisik pada larutan, yakni larutan tetap berwarna
biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa asam asetat tidak bisa dioksidasi oleh reagen fehling
disebabkan karena asam asetat tergolong asam lemah, sehingga memiliki daya oksidasi yang
lemah pula dan tidak dapat mereduksi larutan fehling. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan
sebagai berikut:
Fehling A dan B (Kalor)
HCOOH + 2CuO CO
2 + H2O + Cu2O
Asam format
Fehling A dan B (Kalor)
CH
Asam asetat
3COOH + 2CuO CH2CO2 + H2O + Cu2O
Fehling A dan B (Kalor)
CH
Asam Propionat
2CH3COOH + 2CuO CH2CH2CO2 + H2O + Cu2O
5. Reaksi garam karboksilat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5
ml Na-Asetat dan ditambahkan 0,5 ml FeCl
didapatkan larutan berwarna orange setelah dipanaskan warna larutan berubah lagi menjadi
warna orange tua. Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi reaksi positif dari na-asetat. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
3NaCH
3 hingga terbentuk warna merah. Maka3COO + FeCl3 3NaCl + 3CH3COO- + Fe3+
6CH
3COO- + 3Fe3+ + 2H2O [Fe (OH)2 (CH3COO)6]+ + 2H+
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Percobaan dengan oksidasi aldehid didapatkan asetaldehid reaktif dalam pembentukan
asam karboksilat.
2. Percobaan hidrolisis ester didapatkan reaksi positif dari etil asetat karena timbulnya
bau balon yang menunjukkan proses pembentukan asam karboksilat.
3. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat didapatkanreaksi positif dari Na-asetat
karena timbulnya bau kapur barus yang menunjukkan proses pembentukan asam
karboksilat.
4. Percobaan pembentukan garam karboksilat didapatkan asam propionat yang bereaksi
positif pada pembentukan garam karboksilat, ditunjukkan dengan munculnya
gelembung.
5. Percobaan esterifikasi
dari pada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat menyengat. Asam
asetat yang paling tidak bereaksi.
6. Percobaan oksidasi dengan KMnO
reaktif dari pada asam format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO
7. Percobaan reaksi garam karboksilat terjadi reaksi positif dari Na-asetat karena terjadi
perubahan pada saat pemanasan, dengan terbentuknya warna orange tua.
, dengan etanol diketahui sampel asam propionat lebih reaktif4 didapatkan asam asetat dan asam propionat lebih4.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997.
Jakarta.
Riawan, S. 1990.
Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara.Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara.Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992.
Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar