Sabtu, 25 Februari 2012

Mikrobiologi perc. 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Kata Pengantar
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologis, sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat dan bahan tersebut dari mikroba disebut sterilisasi
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan  isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba.

1.2. Tujuan Percobaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis media dan cara pembuatannya, mengenal beberapa cara sterilisasi, dan memperoleh alat dan bahan yang steril.









BAB II
DASAR TEORI
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologis, sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat dan bahan tersebut dari mikroba disebut sterilisasi (Sujudi, 1993).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121o C selama 15 menit. Karena naiknya titik didih air menjadi 121o C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada permukaaan ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut juga seringkali dinyatakan sebagai 1 atm selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).
Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena uap air berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 121o C. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan memerlukan suhu yang lebih tinggi serta waktu yang lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten (Hadioetomo, 1985).
Faktor–faktor yang mempengaruhi sterilisasi pemanasan :
1.      Jenis pemanasan, kering atau basah
2.      Suhu dan waktu
3.      Jumlah organisme yang ada
4.      Apakah organisme tersebut memiliki kemampuan untuk membuat spora
5.      Jenis bahan yang mengandung organisme yang harus dibunuh
(Gupte, 1990).
Sterilisasi dengan pemijaran digunakan untuk mensterilkan jarum platina, ose, dan sebagainya yang terbuat dari ose atau platina. Caranya ialah dengan membakar alat-alat tersebut di atas api sampai pijar. Sedangkan sterilisasi dengan udara kering panas menggunakan alat pengering (oven = hot air sterilizer) yang digunakan untuk alat-alat gelas, dan dalam batas-batas tertentu dapat juga digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan seperti kapas, kertas, dan kain. Pada umumnya suhu yang digunakan ialah 170o–180o C selama paling sedikit 2 jam, lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah dan ketahanan alat atau bahan yang disterilkan  terhadap panas (Sutedjo, 1991).
Alkohol merupakan zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan desinfeksi. Alkohol mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh karenanya, membran sel akan dirusak, dan enzim-enzim akan dnonaktifkan oleh alkohol (Staf Pengajar FK UI, 1994).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan  isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :
a.   Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
b.      Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan.
c.       Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
d.      Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1991).
Kegunaan media (perbenihan) dalam laboratorium adalah :
1.      Untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
2.      Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
3.      Untuk menyimpan bakteri yang telah murni tersebut baik untuk keperluan sehari-hari (determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waktu lama.
4.      Untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhannya (culture characteristic) (Staf Pengajar FK UGM, 1993).
Prosedur yang paling umum dipakai untuk mengamati sel-sel atau mikroorganisme adalah dengan membuat sajian mikroskopis lalu mempelajarinya dengan bantuan mikroskop. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah : (1) fiksasi, (2) penanaman (embedding), (3) pewarnaan (staining). Pada proses penanaman, diperlukan media penanaman bakteri agar bakteri tersebut dapat berkembang  biak  ssehingga  diperoleh  biakan  murni  dari bakteri   tersebut    (Junquire, 1997).
Media merupakan bahan yang dipakai pada persemaian  bakteria, atau bahan yang dipakai untuk mendukung pertumbuhan jasad renik atau lainnya (Harjono, 1997).
Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut :
a.       Mencampur bahan–bahan, dilarutkan dalam air suling dan dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogen.
b.      Menyaring dengan kertas saring, kain, atau kapas. Untuk media agar atau gelatin, penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
c.       Menentukan dan mengatur pH.
d.      Memasukkan media ke dalam tempat tertentu. Sebelum disterilkan, media dimasukkan ke dalam erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian  ditutup kapas atau kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
e.       Sterilisasi umumnya dilakukan dengan udara panas dalam autoclave pada suhu 1210 C selama 15- 30 menit (Sutedjo, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 28 Oktober 2011, pukul 16.00 - 18.00 WITA, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, autoklav, bunsen, stirrer, neraca analitis, beaker glass, jarum ose, dan hot plate stirrer.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain akuades, NA (nutrient agar), PDA (potato destroxe agar), kapas, karet, kertas, dan biakan murni Eschericia coli.
3.3.  Prosedur Kerja
3.3.1.  Pembuatan Media NA (nutrient agar 23 g/L)
1.      Memasukkan NA kedalam Erlenmeyer.
2.      Menambahkan 175 mL akuades.
3.      Memanaskan diatas hot plate stirrer hingga mendidih sambil diaduk dengan magnetic stirrer sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat hingga agak dingin.
4.      Menyumbat Erlenmeyer dengan kapas dan ditutup dengan kertas yang diikat dengan karet gelang.
5.      Memasukkan dalam autoklav untuk disterilkan selama 20-30 menit pada suhu 121oC dengan tekanan 1-2 atm.
3.3.2. Pembuatan Media PDA (Potato Destroxe Agar 39 g/L)
1.      Memasukkan PDA kedalam Erlenmeyer.
2.      Menambahkan akuades hingga 150 mL.
3.      Memanaskan diatas hot plate stirrer hingga mendidih sambil diaduk dengan magnetic stirrer sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.
4.      Menyumbat Erlenmeyer dengan kapas, dan ditutup dengan kertas yang diikat dengan karet gelang.
5.      Memasukkan dalam autoklav untuk disterilkan selama 20-30 menit pada suhu 121oC dengan tekanan 1-2 atm.
3.3.3. Penanaman
1.      Menyiapkan ose.
2.      Mengambil 2 tabung reaksi, tabung 1 medium steril, tabung 2 biakan murni. Memegang  tabung ditangan kiri dan ose ditangan kanan.
3.      Memanaskan ose dengan Bunsen sampai pijar, menggerakkan naik turun supaya pemanasan terjadi sampai batas jarum.
4.      Mendinginkan ose selama 30 detik untuk mencegah matinya mikroba.
5.      Mengangkat kedua sumbat tabung reaksi satu demi satu.
6.      Memanaskan mulut tabung dengan Bunsen bolak-balik sebanyak 2 kali.
7.      Menggoreskan ose secara mendatar pada tabung 2 secara perlahan kemudian hasil goresan yang menempel dipindahkan ke tabung 1 secara zig-zag.
8.      Memanaskan kembali kedua mulut tabung serta kembalikan sumbat masing-masing tabung.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pengenalan Alat
No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi dan Keterangan
1.
Waterbath



Untuk mengkonstankan suhu cairan disekitarnya
2.
Oven



Merupakan alat sterilisasi pada udara kering dan juga  untuk sterilisasi alat.
3.



Shaker





Untuk menghomogenkan isolat

4.
Mikroskop Cahaya Listrik



Untuk melihat objek yang sangat kecil seperti mikroba yang akan diteliti.
5.
Colony Counter
Untuk menghitung jumlah mikroba yang ada di dalam cawan petri.
6.
Inkubator



Untuk menginkubasi dan tempat menumbuhkan mikoba.
7.
Autoclave
Untuk sterilisasi alat-alat dengan menggunakan prinsip uap bertekanan tinggi (sterilisasi udara basah).
8.
Jarum ose



Untuk menggores media dan juga memindahkan mikroba yang akan diinokulasi/mengisolasi mikroba.
9.
Sentrifuge
Untuk memisahkan bagian padat dari bagian yang cair yang bbercampur dalam suatu larutan koloid.
10.
Pembakar Bunsen

Untuk sterilisasi alat, biasanya alat yang di sterilisasi dengan spiritus adalah jarum ose.
11.
Pengaduk



Untuk mengaduk dan mencampur suatu bahan secara manual.
12.
Hot Plate



Untuk mencairkan atau memanaskan media.
13.
Laminary flow


Untuk mengisolasi mikroba.
14.
Vortex mixer



Untuk menghomogenkan campuran zat.
15.
Lemari bahan dan lemari alat



Untuk menyimpan semua bahan dan peralatan laboratorium.
16.
Stirer magnetic




Berfungsi mengaduk cairan agar homogen
17.
Tabung reaksi

Berfungsi mereaksikan zat dan sebagai wadah pembiakan mikroba dengan media cair

18.
Petridish
Untuk menanam media



19.
Gelas ukur



Sebagai wadah penampungan sekaligus mengukur volume cairan

20.
Pipet Mikro


Untuk mengambil larutan dalam volume kecil
21.
Neraca Analitik


Menimbang suatu zat dengan sangat teliti




Tabel 1.3 Macam-Macam Media
No.
Gambar
Keterangan
1.
NA (Nutrient agar)
 
Komposisi :
·         peptone            5 g/l
·         Meat ekstrak    3 g/l
·         Agar               12 g/l

2.
  PDA (potato Destroxe agar)
Komposisi :
·         Potato           4 g/l
·         Glucose       20 g/l
·         Agar            15 g/l


Tabel 1.3 Pengamatan Pembuatan Media
No.
                               Media
Keterangan

Sebelum sterilisasi
Setelah sterilisasi
1.
NA (Nutrient agar)
NA (Nutrient agar)

Warna sesudah sterilisasi : kuning
2.
PDA (potato destroxe agar)
PDA (potato destroxe agar)
Warna sesudah sterilisasi : kuning bening


Tabel 1.4 Penanaman Biakan (E.coli)
4.2. Pembahasan
Sterilisasi merupakan hal pokok yang harus dilakukan. Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme dari alat-alat dan bahan-bahan laboratorium sehingga alat-alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan steril atau tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme. Sterilisasi ini dilakukan karena sangat berpengaruh dalam keberhasilan kerja di laboratorium. Dalam praktikum ini sterilisasi alat dan medium menggunakan autoclave sebagai media pensterilnya. Autoclave termasuk dalam teknik sterilisasi secara fisika dengan prinsip arus uap dan tekanan, karena uap mempunyai daya tembus yang lebih besar dan mengakibatkan penggumpalan pada protoplasma sel-sel yang disterilkan. Autoclave bekerja dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan 15 psi pada suhu 1210C selama + 15 menit.
Selain itu, teknik pembakaran juga dilakukan dalam praktikum ini untuk untuk mensterilkan bibir tabung reaksi dan jarum ose sebelum melakukan inokulasi bakteri (penanaman). Teknik pembakaran ini dilakukan di atas bunsen dengan posisi media yang disterilkan berada di depan bunsen. Pembakaran dilakukan sebanyak dua kali dan dilakukan dengan cara memutar media sebanyak dua kali. Teknik ini sangat efektif untuk sterilisasi, karena dapat mematikan semua unsur kehidupan yang ada pada media yang dibakar. Ini dilakukan karena pada umumnya mikroba akan mati pada suhu yang tinggi (>1000C) terkecuali pada mikroba tertentu.
Medium yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu NA (Nutrient Agar), dan PDA (Potato Destroxe Agar). Medium berfungsi sebagai tempat tumbuhnya mikroorganisme, sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme, dan membantu dalam membeda-bedakan mikroorganisme itu. Mikroba dapat hidup dan tumbuh dengan baik apabila semua syaratnya terpenuhi, misalnya dalam medium biakan harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh bakteri; tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan klasifikasi bakteri yang akan ditumbuhkan; tidak mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhannya; dan kondisi medium yang steril sebelum penggunaan. Pembuatan media NA 1,85 gr dalam 50ml memiliki komposisi sebagai berikut agar 0,75 gr, pepton 0,25 gr, NaCl 0,25 gr, yeast ekstrak 0,1 gr dan beef ekstrak 0,5 gr. Media ini digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Pembuatan PDA 1,95 gr dalam 50ml komposisinya adalah agar 0,75 gr, potato 0,2 gr, gluosa 1gr. Media ini digunakan untuk pertumbuhan jamur.
Untuk penanaman biakan E.coli, pada awal ose dalam media agar miring terlihat biakan yang ditanam sangat sedikit. Namun, setelah diinkubasi selama 24 jam dapat dilihat hasil dari penanaman tersebut. Biakan yang ditanam secara zig-zag tadi terlihat berkembang menjadi lebih banyak mengikuti alur goresan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.      Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba.
2.      Nutrient Agar digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri 
3.      Media PDA (Potato Destroxe Agar) digunakan untuk pembiakan jamur .
4.      Sterilisasi menggunakan autoklav merupakan jenis sterilisasi basah.
5.      Sterilisasi digunakan untuk mendapatkan alat dan bahan yang steril.
5.2 Saran
Dalam bekerja dilaboratorium sebaiknya berhati - hati karena sebagian besar alat merupakan alat yang terbuat dari kaca serta sebelum menggunakan alat sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu.









DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hardjono, R. M. 1996. Kamus Kedokteran Dorlan. EGC. Jakarta.
Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa Aksara. Jakarta.
Junquiera, L.C. 1997. Histologi Dasar. EGC. Jakarta.
Staf pengajar FK UGM. 1993. Dasar Dasar Pemeriksaan Mirobiologi. FK UGM. Yogyakarta.
Staf pengajar FK UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta.
Sujudi. 1993. Buku Ajar Mikrobiologi. Bagian Mikrobiologi FK UI. Jakarta.
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.








1 komentar:

  1. Youtube
    Youtube | youtube | youtube | youtube.com. Watch free movies, tv shows and tv shows from one of the most popular channel youtube to mp3 creators, youtube.com youtube.com. youtube.com. YouTube. youtube.com. youtube.

    BalasHapus